RESPON INDUKSI KALUS TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) VARIETAS ASA AGRIBUN TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI 2.4 D (Dichlorophenoxyacetic) DAN BAP (Benzly Amino Purine)
Abstract
Tebu (Saccharum offinarumm L.) merupakan komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis cukup tinggi karena sebagai bahan baku utama dalam pembuatan gula. Perbanyakan tanaman tebu umumnya dilakukan secara vegetatif menggunakan stek, namun metode tersebut memiliki kekurangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi 2.4D dan BAP terhadap respon induksi kalus tanaman tebu varietas ASA Agribun. Penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pengelola Benih Unggul Pertanian (UPBUP), Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan (PSIP), Bogor dari bulan Januari sampai dengan Maret 2021. Bahan tanaman tebu yang digunakan adalah umbut daun muda varietas ASA Agribun yang masih menggulung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial dengan 2 faktor yaitu konsentrasi 2.4D dan BAP yang terdiri dari 9 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali; D0B0 ( 2.4D 1 ppm + BAP 0 ppm); D0B1 (2.4D 1 ppm + BAP 0.1 ppm); D0B2 ( 2.4D 1 ppm + BAP 0.2 ppm); D1B0 ( 2.4D 2 ppm + BAP 0 ppm); D1B1 (2.4D 2 ppm + BAP 0.1 ppm); D1B2 (2.4D 2 ppm + BAP 0.2 ppm); D2B0 (2.4D 3 ppm + BAP 0 ppm), D2B1 (2.4D 3 ppm + BAP 0.1 ppm); D2B2 (2.4D 3 ppm + BAP 0.2 ppm). Parameter yang diamati adalah persentase eksplan hidup, waktu muncul kalus, berat segar dan diameter kalus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi pemberian 2.4D dan BAP dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan kalus tanaman tebu varietas ASA Agribun. Perlakuan D1B0 ( 2.4D 2 ppm + BAP 0 ppm) merupakan kombinasi terbaik dalam waktu muncul kalus, berat segar dan diameter kalus
Downloads
References
Dewanti, P. 2019. Teknik Kultur Jaringan Tanaman: Prinsip Umum Dan Metode Aplikasi di Bidang Bioteknologi Pertanian. UNEJ Press. Jember.
Ermavitalini D. 2013. Induksi Kalus Daun Nyamplung (Calophyllum inophyllum Linn.) pada Beberapa Kombinasi Konsentrasi 6-Benzylaminopurine (BAP) dan 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D). Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2(1): 16
Hardjo, P. 2018. Kultur Jaringan Anggrek: Embriogenesis Somatik Vanda Tricolor (Lindl.) var. pallida. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2019, Industri Gula Digenjot. Melalui: https://kemenperin.go.id/artikel/20447/industri-gula-digenjot Di akses pada tanggal 11 Juni 2022.
Lutfiani, I., Lestari, A., Widyodaru, N., dan Suhesti, S. 2022. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi NAA (Naphthalene Acetic Acid) dan BAP (Benzyl Amino Purine) terhadap Multiplikasi Tunas Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Agrotek Indonesia. 1 (7) : 49 - 57.
Ozygit. 2008. Phenolic changes during in vitro organogenesis of cotton (Gossypium hirsutum L.) shoot tips. Afr.J. Biotechnol. 7 (8): 1145-1150.
Pierik, R.L.M. 1984. Plant tissue culture: Theory and practice. Scientia Horticulturae. 24 (1) : 93.
Ruswaningsih, F. 2007. Pengaruh Konsentrasi Ammonium Nitrat dan BAP terhadap Pertumbuhan Eksplan Pucuk (Artemisia annua L.) pada Kultur In Vitro. Skripsi Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.
Sugiyanto, C. 2007. Permintaan Gula di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan. 8 (2) :113.
Sainawal, S. B., Nugroho, J. D., dan Kesaulija, F. F. 2017. Kultur Embrio Merbau (Intsiabijuga OK.) pada Media Murashige dan Skoog (MS) siperkaya dengan Zat Pengatur Tumbuh BAP, GA3 dan IBA. Jurnal Kehutanan Papuasia. 3 (2) : 132 - 141.
Sitinjak, M., Novaliza Isda, M., & Fatonah, S. (2019). Induksi Kalus Dari Eksplan daun In Vitro Keladi (Typhonium sp.) Dengan Perlakuan 2,4-D dan Kinetin. Jurnal Biologi, 8(1), 32–39.
Suhesti, S., Khumaida, N., Husni, A., Hadipoentyanti, E., & Hartati, R. 2015. Induksi Kalus dan Regenerasi Dua Varietas Tebu (Saccharum officinarum L.) secara In Vitro. Jurnal Littri, 21(2) : 77-88.
Teknik Sterilisasi dan Efektivitas 2.4D terhadap Pertumbuhan Kalus Eksplan Daun NilamT (Pogostemon cablin Benth) In Vitro. J. Agric. Sci. and Biotechnol, 8(1), 41–52.
Zulkarnain. 2011. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta