DETERMINASI KAPASITAS INDUKSI POLIPLOIDI MUTAGEN KIMIAWI KOLKISIN DAN BIO-CATHARANTHINE PADA BAWANG MERAH PALU SECARA IN VITRO
Abstract
Bawang merah palu (Allium cepa L. Var. Aggregatum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai kandungan gizi dan senyawa yang tergolong zat non gizi serta enzim yang berfungsi untuk terapi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan tubuh serta memiliki aroma khas yang digunakan untuk penyedap masakan dan bahan baku utama industri bawang goreng. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi yang tepat dari mutagen kimia yaitu bio-catharanthine yang paling efektif untuk mendapatkan bawang merah palu poliplodisasi yang dideteksi melalaui analisis sitologi (flow cytometry). Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosains dan Bioteknologi Reproduksi Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian dan Unit Perbenihan Tanaman Teaching Industry, Universitas HasanuddinMakassar. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April - Juli 2023. Pada perlakuan bio-catharanthine waktu muncul akar hanya terbentuk pada kalus yang diberikan perlakuan biocathranthine konsentrasi 0,075% dengan lama perendaman 12. Sedangkan pada perlakuan biocatharanthine waktu muncul tunas pada kalus yang diberikan perlakuan bio-cathranthine konsentrasi 0,050 % lama perendaman 3 jam setelah dipindahkan ke media regenerasi 25 (hst). Selama pengamatan berlangsung kalus hanya membentuk akar dan tunas pada kedua kalus tersebut. Dalam penelitian ini, Bio-cathrantine hanya dapat memberi pengaruh dalam pembentukan akar dan tunas pada kalus denganĀ konsentrasi 0,075% dengan lama perendaman 12 jam dan pada konsentrasi 0,050 % lama perendaman 3 jam pada tanaman bawang merah palu. Hal ini dapat terjadi karena kualitas kalus yang tidak kompak sehingga diperoleh kualitas kalus yang berbeda-beda.
Downloads
References
Abrol, I.P., K.F. Bronson, J.M. Duxbury dan R.K. Gupta. 1997. Long term soil fertility experiments in rice-wheat cropping systems. Proc. Workshop on Rice-Wheat Consortium for the IndoGangetic Plains. New Delhi, India.
Ariani, M. dan P. Setyanto. 2010. Pengaruh pemberian jerami dan pupuk kandang terhadap emisi gas N2 O dan hasil padi pada sistem integrasi tanaman-ternak. Penel. Pertanian 29(1): 36- 41.
BPSB Jabar. 2010. Laporan sertifikasi benih sebar padi Propinsi Jawa Barat 2009. BPSB Jabar, Bandung.
Doberman, A., D. Dawe, R.P. Roetter, and K.G. Cassman. 2000. Reversal of rice yield decline in long term continuous cropping experiments. Agron. J. 92: 633-643.
FAO. 1998. Guide to efficient plant nutrient management. Land and Water Development Division. FAO-UN. Rome.
Horton, P. 2000. Prospect of crop improvement through the genetic manipulation of photosynthesis: morphological and biochemical aspect of light captured. Jpn. Exp. Bot. (51): 475-485.
Hubbart, S., S. Peng, P. Horton, Y. Chen, and E.H. Murchie. 2007. Trends in leaf photosynthesis in historical rice varieties developed in the Philippines since 1966. J. Exp. Bot. (10): 1083-1093.